Informasi tentang cara penularan HIV AIDS serta pencegahannya sangat penting sebagai langkah untuk menanggulangi peningkatan penularan infeksi tersebut. Human Immunodeficiency Virus adalah jenis mikroorganisme yang masuk ke tubuh dan mengincar sistem imunitas untuk dikuasai lalu dihancurkan. Orang yang terinfeksi lambat laun daya tahan tubuhnya semakin memburuk jika tidak diobati.
Orang yang terinfeksi virus tersebut harus mendapat penanganan pengobatan secara intensif agar perkembangan virus tersebut bisa dihambat secara maksimal. Jika tidak diobati dengan teratur, infeksi ini akan berlanjut ke kondisi AIDS. AIDS merupakan kondisi lanjutan dari infeksi HIV, di mana imunitas tubuh telah mengalami kerusakan dan berisiko mengalami infeksi lainnya (selain infeksi HIV).
Sosialisasi mengenai fakta – fakta penularan dan pencegahannya harus disampaikan secara luas sehingga tidak terjadi misinformasi. Sayangnya, masih banyak pandangan keliru yang dimiliki masyarakat berkaitan dengan infeksi tersebut, akibat minimnya pengetahuan yang tepat. Hal ini menyebabkan masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV AIDS.
Banyak orang yang masih percaya kalau HIV AIDS dapat ditularkan melalui kontak fisik biasa (bersentuhan), batuk, bersin, berpelukan, atau bertukar peralatan makan dan minum. Pengertian yang salah tersebut akhirnya berdampak buruk pada penerimaan orang dengan HIV AIDS di masyarakat. Agar tidak salah kaprah, pahami informasi berikut dengan seksama.
Fakta Penularan HIV dan AIDS
HIV tidak mudah menular karena hanya dapat ditularkan melalui cairan alat kelamin (cairan vagina atau air mani/semen), darah, dan Air Susu Ibu (ASI). Ketiga cairan tubuh ini memiliki konsentrasi virus yang cukup banyak untuk menularkan HIV ke orang lain. Cara penularannya adalah sebagai berikut :
- Melalui Hubungan Seksual Berisiko
HIV dan AIDS dapat menular kepada seseorang melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom, baik itu secara oral, vaginal, dan juga anal. Di samping itu, wanita atau pria yang sering berganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual juga memiliki risiko lebih tinggi tertular ataupun menularkan HIV dari/ke pasangan.
- Penggunaan Jarum Suntik Tidak Steril
Penularan infeksi tersebut juga dapat terjadi melalui penggunaan jarum suntik tidak steril yang telah terkontaminasi darah dari orang positif mengidap infeksi ini. Hal ini dapat terjadi pada pengguna narkotika dengan jarum suntik, pembuatan tato dengan jarum yang tidak diganti, atau tindik. Petugas kesehatan juga memiliki risiko terkena jarum suntik dari pasien positif.
- Kehamilan, Proses Persalinan, dan Pemberian ASI
Wanita pengidap infeksi ini yang tengah mengandung memiliki potensi menularkan virus tersebut kepada janinnya. Proses persalinan dan menyusui juga berisiko tinggi menularkan virus terkait kepada bayi. Namun, tidak sepenuhnya ibu dengan HIV akan menularkan ke anaknya. Jika ibu melakukan konsultasi perencanaan kehamilan dan persalinan dengan dokter, sekaligus patuh minum ARV, kemungkinan besar bayi tidak akan tertular dari ibu ke bayi.
- Melalui Transfusi darah
Infeksi HIV juga dapat tertularkan lewat transfusi darah maupun produk darah. Akan tetapi, kasus penularan Human Immunodeficiency Virus akibat transfusi darah semakin jarang ditemukan. Hal ini karena terdapat uji kelayakan donor yang harus diaplikasikan, meliputi donor darah, jaringan tubuh, hingga organ. Pengujian kelayakan adalah filter yang efektif untuk mencegah penularannya melalui transfusi darah.
Mitos tentang Cara Penularan HIV AIDS
Anggapan masyarakat yang timbul mengenai cara penularan HIV AIDS ini dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah :
- Melalui Keringat
Anggapan bahwa HIV tersebut dapat menular lewat keringat sangat keliru. Meskipun keringat merupakan salah satu cairan yang dihasilkan tubuh, akan tetapi konsentrasi cairan ini tidak bisa menularkan HIV ke orang lain.
- Bertukar Peralatan Makan
Anggapan bahwa bertukar peralatan makan dapat menularkan HIV AIDS adalah mitos atau hoaks. Kenyataannya, air liur/ludah bukanlah media penularan virus ini. Jadi, bertukar sendok, garpu, piring, gelas, atau bahkan sedotan dengan pengidap HIV AIDS tidak membuat Anda tertular HIV.
- Melalui Udara
Penderita sering mengalami penolakan di lingkungan pergaulan karena teman – teman mereka merasa takut jika bergaul dan berteman dengan orang dengan HIV. Ini adalah bentuk diskriminasi yang harus dihentikan. Patut diketahui bahwa virus tersebut tidak menular melalui udara. Jadi, meskipun berada di dalam satu ruangan dengan orang dengan HIV, Anda tidak akan tertular virus tersebut.
- Berjabat Tangan dan Berpelukan
Merasa ketakutan ketika bertemu dengan orang dengan HIV adalah sikap yang keliru. Anda tidak perlu merasa cemas jika berinteraksi langsung dengan orang dengan HIV. Berjabat tangan dan berpelukan tidak akan membuat Anda tertular virus tersebut. Jadi tidak perlu takut apalagi sampai menjauhi orang dengan HIV.
- Gigitan nyamuk
Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa nyamuk dapat menjadi salah satu cara penularan HIV AIDS. Hal ini membuat masyarakat cenderung tidak ingin tinggal di lingkungan yang sama dengan orang yang hidup dengan HIV. Ini adalah pemahaman yang keliru.
Cara yang Dilakukan untuk Mencegah Penularan HIV dan AIDS
Ada cara mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV AIDS. Ingat! ABCDE.
- Abstinence
Cara aman untuk mencegah penularan HIV adalah dengan tidak melakukan (pantang) hubungan seksual sebelum menikah. Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah. Pilihan ini merupakan pilihan paling sehat untuk kelompok remaja. Tapi, tidak menutup kemungkinan yang sudah dewasa juga melakukan abstinence karena pada dasarnya abstinence adalah alat pencegahan penularan HIV AIDS yang efektif 100%.
- Be Faithful
Bila Anda telah menikah, hanya melakukan hubungan seksual dengan pasangan sendiri, yaitu suami atau istri sendiri. Setia dengan pasangan dengan tidak melakukan hubungan seksual di luar pernikahan.
- Condom
Salah satu alat pencegahan penularan HIV adalah dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Khususnya bagi Anda yang tidak mengetahui apakah pasangan seksual terinfeksi virus itu atau tidak. Cara ini dapat menghindarkan Anda dari tertular melalui aktivitas seksual vaginal, anal, maupun oral.
Berhubungan seksual secara anal memiliki risiko tertinggi terhadap penularan virus ini. Setiap yang terlibat dalam aktivitas seksual berisiko tinggi mempunyai potensi tertular tinggi juga. Oleh sebab itu, sebaiknya melakukan hubungan seksual secara aman dengan gunakan kondom dan tidak berganti pasangan.
- No Drugs
Tidak menggunakan narkoba, khususnya narkoba yang digunakan melalui alat suntik yang tidak steril dan dipakai secara bergantian. Selain itu, menggunakan jarum bekas untuk keperluan menyuntikkan obat sangat berbahaya dan tidak disarankan. Penggunaan jarum bekas memiliki risiko tinggi menularkan HIV. Bagi Anda yang gemar dengan tato maupun tindik, perhatikan juga penggunaan jarumnya. Pastikan jarum yang digunakan dalam kondisi steril.
- Equipment & Education
Perlu kamu ketahui bahwa peralatan tertentu dapat menjadi media penularan HIV AIDS, yaitu peralatan yang dapat menjadi media pertukaran darah, seperti pisau, razor, silet, alat tindik, alat tattoo, dsb. Tak lupa, bekali diri dengan informasi tentang HIV AIDS yang kredibel.
Hingga kini masih belum dapat dijumpai obat atau vaksin yang dapat menyembuhkan atau mencegah gangguan sistem imun pada tubuh manusia. Kendati demikian, angka penularan penderita infeksi HIV dan AIDS dapat ditekan dengan langkah pencegahan yang tepat. Untuk itu, masyarakat perlu mengetahui cara penularan HIV AIDS yang benar.
Referensi:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. (2018). Pendidikan pencegahan HIV AIDS di sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nareza, M. (2020, Juli 12). Ini cara penularan HIV yang penting diketahui. Alodokter. Retrieved from https://www.alodokter.com/ini-cara-penularan-hiv-yang-penting-diketahui
Bethsaida Hospital. (n.d.). Penularan HIV AIDS: Fakta dan mitos. Retrieved from https://bethsaidahospitals.com/penularan-hiv-aids-fakta-dan-mitos/
Fadli, R. (2020, Desember 3). Jangan keliru, ketahui perbedaan HIV dan AIDS. Halodoc. Retrieved from https://www.halodoc.com/artikel/jangan-keliru-ketahui-perbedaan-hiv-dan-aids